We Need to Talk About Inclusive Infrastructure

We Need to Talk About Inclusive Infrastructure – Jarang sekali orang teknis di teknik sipil atau di industri infrastruktur berbicara tentang infrastruktur yang inklusif. Pembicaraan selalu berhenti bagaimana optimasi trilemma di industri ini: biaya, mutu, dan waktu.

Saya kesulitan merujuk darimana istilah infrastruktur inklusif ini berasal ketika 2017 mulai berbicara hal ini. Mungkin saja istilah ini sudah lama muncul. Kalau sudah pernah muncul, ijinkan saya untuk mengangkatnya kembali. Walau sudah empat tahun terakhir saya tulis dan bicarakan dalam berbagai diskusi.

Inclusive Infrastructure, How Come?

Kata inklusif bagi yang dekat dengan isu kelompok rentan biasanya akan merujuk pada kondisi dimana teman-teman disabilitas, orang-tua, marjinal, dan kelompok lainnya dapat dipenuhi kebutuhan dasarnya. Contohnya isu desain trotoar yang ramah terhadap disabilitas. Sehingga teman disabilitas bisa terpenuhi kebutuhan berjalan di trotoar seperti teman lainnya.

Baru semingguan yang lalu saya sedang diskusi lewat WA dan tidak sengaja seseorang mengingatkan saya tentang Amartya Sen. Begawan ilmu ekonomi dari India yang menjadi orang keempat dari negaranya yang menerima penghargaan nobel.

Amartya Sen Sit On Inclusive Infrastructure

Saya “bertemu” dengan Sen pada tahun 2017, tahun-tahun dimana pergolakan jiwa dan pembacaan saya mulai beralih mengerucut pada buku kanon alias text book utama isu tersebut.

Related:   Pengantar Diskusi Rasisme Kebuntuan Politik Amerika

Development as Freedom Punch Inclusive Infrastructure Issue

Development as Freedom, buku yang ditulis Sen pada tahun 1998, membawa petualangan mental model saya menuju tangga selanjutnya. Sen, menyuguhkan cerita pendek yang memberi kesimpulan bahwa tidak semua orang memiliki pilihan atas semua hal dihidupnya.

Pada suatu hari, Sen kecil yang lahir di Dhaka India, dikagetkan oleh seorang pria yang tertusuk pisau masuk ke rumahnya. Pria tersebut terpaksa bekerja di daerah konflik, di pusat kota Dhaka, karena tidak mempunyai pilihan untuk membiayai hidup keluarganya.

Waktu berjalan cepat, Sen tumbuh menjadi seorang yang peka terhadap kondisi disekitarnya. Sen melihat begitu banyak orang kaya di India yang mampu memilih untuk bersekolah, tempat perawatan kesehatannya, dan dimana dia mau tinggal. Namun mengapa orang yang masuk ke rumahnya, tertusuk pisau, saat ia kecil tidak memiliki pilhan.

Does Everyone Always Have a Choice?

Singkatnya pembangunan, merujuk pada pembangunan infrastruktur dasar yang fisik, memiliki peran yang begitu besar terhadap hadirnya banyak pilihan manusia. Semisal pembangunan jalan antar kota akan membuat masyarakat di kedua kota yang tersambung memiliki kesempatan melakukan pertukaran ekonomi dan kesempatan yang lainnya.

Ruang-ruang dan celah yang membuat sebagian orang kehilangan kesempatan seperti sebagian orang yang lain bisa ditutupi dengan adanya pembangunan infrastruktur dasar. Pesan yang diinginkan Sen, menonjok pada kenyataan bahwa pembangunan haruslah membawa kebebasan.

Development Must Bring “Choice” within “Inclusive Infrastructure”

Kebebasan yang harus membawa hadirnya banyak pilihan bagi manusia yang ada disekitarnya. Pilihan yang membawa manusia memilih untuk menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

Dalam dunia Islam, hal itu tertulis di Al Baqarah 148:

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya (pada hari kiamat). Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Al Baqarah 148

Berlomba dalam kebaikan dengan menjadi versi terbaik dari kita. Sesuatu yang bisa kita raih apabila kita mempunyai “pilihan” tersebut.

Related:   Reformasi Irigasi melalui Perlibatan Publik

Humans as The Main Component of “Inclusive Infrastructure”

Sen, tidak seperti kebanyakan begawan ekonom besar lain, malah menjadikan manusia sebagai komponen penting dalam perputaran ekonomi. Manusia sebagai subjek ekonomi harus mempunyai kesempatan untuk menjadi subjek paling efektif dan efisien di dalamnya.

Inclusive Infrastructure in Indonesian Context

Pembangunan infrastruktur yang inklusif menurut saya menawarkan hal yang lebih dari itu. Apalagi kalau konteks yang kita bicarakan di Indonesia. Kembali lagi, sebelum melangkah lebih jauh, pembicaraan tentang infrastruktur berhenti di trilemma industri ini khususnya bagian biaya.

Kita sebagai negara benar-benar belum mempunyai modal uang untuk menanggung seluruh biaya penyediaan infrastruktur dasar di Indonesia. Konsepnya biasanya terjadi seperti piramida: sediakan infrastruktur dasar lalu infrastruktur lebih maju baru bisa kita realisasikan.

Kejadian di lapangan lainnya, infrastruktur dasar dan yang lebih maju penyediaannya bisa saling overlap. Namun membutuhkan ongkos politik dan komitmen yang besar dari pemangku kepentingan. Terlalu sulit untuk bergantung dan mengontrol, bahkan apabila negara yang mendapat amanah mengelola hal tersebut.

Iktikad baik akan selalu hadir. Pemerintah dan berbagai komponen sedang gencar melibatkan swasta masyarakat untuk ikut serta urun biaya modal. Lewat KPBU atau mekanisme lainnya swasta dan negara hadir dalam pembiayaan infrastruktur.

Inovasi pembiayaan semisal crowdfunding sedang digodok oleh peneliti di berbagai tempat. Kita mungkin bisa menjadi salah satu inovatornya. Tentu tidak lupa bahwa pembangunan infrastruktur dasar akan mendorong pembangunan yang inklusif. Sehingga semua orang memiliki pilihan atas berbagai hal di hidupnya. Setelah itu, sekali lagi, menjadi manusia dengan versi terbaik menurut masing-masing orang.

Sen and Inclusive Infrastructure

Pertemuan yang tidak sengaja dengan Sen membuat saya memiliki harapan besar terhadap pembangunan. Pembangunan inklusif harus dimulai dari penyediaan infrastruktur dasar. Saya percaya bahwa terpenuhinya infrastruktur, terutama infrastruktur dasar di Indonesia, akan menjadi jembatan kesejahteraan rakyat seluruhnya, tanpa terkecuali. No one left behind~


Catatan Inclusive Infrastructure

  1. Awalnya saya mau tulis dalam dua bahasa satunya yang full english ada di medium. Akan saya tulis setelah ada yang mau proofread tulisannya, hehe.
  2. Inclusive infrastructure saat awal saya membicarakannya masih sedikit sekali sumber yang bisa dirujuk untuk mendefinisikan. Materi terdekat merujuk pada inclusive infratructure development yang menyenggol pertumbuhan ekonomi. Sayangnya definisi saya sendiri merujuk pada infrastruktur dasar.
  3. Ini merupakan series pertama tentang gagasan demokratisasi infrastruktur. Tulisan kedua yaitu Democratizing Infrastructure Assets Towards Sustainable Development. Tulisan ketiga yaitu Democratizing Energy Production and Consumption Towards Sustainable Development.
Related:   Cara Mudah Khatam Al-Quran dalam Sebulan Ramadhan
Share on:
About Reza Prama Arviandi

A graduate student from the Department of Civil Engineering ITB who has a passion in the field of civil infrastructure, big data analysis, and community empowerment.

2 thoughts on “We Need to Talk About Inclusive Infrastructure”

Leave a Comment